Tuesday 3 October 2017

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS FARINGITIS


I.       FARINGITIS
A.    DEFINISI
Adalah peradangan pada mukosa faring.
B.     ETIOLOGI/ PATOFISIOLOGI
Etiologi faringitis akut adalah bakteri atau virus yang ditularkan secara droplet infection atau melalui bahan makanan / minuman / alat makan. Penyakit  ini dapat sebagai  permulaan  penyakit lain, misalnya : morbili, Influenza, pnemonia, parotitis , varisela, arthritis, atau radang  bersamaan dengan infeksi jalan nafas bagian atas   yaitu: rinitis akut, nasofaringitis, laryngitis akut, bronchitis akut. Kronis  hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding posterior faring. Tampak mukosa menebal serta hipertropi kelenjar limfe dibawahnya dan dibelakang arkus faring posterior (lateral band). Adanya mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
Sedangkan faringitis kronis atropi sering timbul bersama dengan rinitis atropi, udara pernafasan tidak diatur suhu serta kelembabannya, sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi pada faring.

II.    ASUHAN KEPERAWATAN

A.    Pengkajian

1.      Data Dasar
2.      Riwayat Kesehatan.
3.      Pemeriksaan Fisik
Pada farmgitis  kronis , pengkajian  head to toe yang  dilakukan     lebih difokuskan pada:
a.       Sistem pernafasan :
Batuk, sesak

B.     Diagnosa Keperawatan

1.      Nyeri berhubungan dengan inflamasi ditandai dengan rubor, dolor, kalor, tumor, fungsiolaesa pada mukosa
Tujuan   : Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan dan kolaboratif untuk pemberian analgetik

2.      Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan) berhubungan dengan intake yang kurang sekunder dengan kesulitan menelan ditandai dengan penurunan berat badan, pemasukan makanan berkurang, nafsu makan kurang, sulit untuk menelan, HB kurang dari normal
Tujuan: gangguan pemenuhan nutrisi teratasi setelah dilakukan asuhan keperawatan yang efektif

3.      Bersihan jalan nafas tidak efektif  berhubungan dengan sekret yang kental ditandai dengan kesulitan dalam bernafas, batuk terdapat kumpulan sputum, ditemukan suara nafas tambahan
Tujuan: bersihan jalan nafas efektif  ditujukkan dengan tidak ada sekret yang berlebihan

4.      Resiko tinggi defisit volume cairan berhubungan dengan demam, ketidakcukupan pemasukan oral ditandai dengan turgor kulit kering, mukosa mulut kering, keluar keringat berlebih
Tujuan: Resiko tinggi defisit volume cairan dapat dihindari

5.      Resiko tinggi penularan penyakit berhubungan dengan kontak, penularan melalui udara
Tujuan: Resiko tinggi penularan penyakit dapat dihindari

6.      Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan dehidrasi, inflamasi ditandai dengan suhu tubuh lebih dari normal, pasien gelisah, demam
DAFTAR  PUSTAKA
Efiaty Arsyad S,Dr,Sp.THT, 2000, Buku Ajar Ulmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorokan, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Sabiston David. C, Jr. M.D, 1994, Buku Ajar Bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta







No comments: